Sedekah (Memberi) Keluarga Kepada Pelayat

1 min read

Sedekah (Memberi) Keluarga Kepada Pelayat

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan :

Keluarga yang ditinggal mati sudah barang tentu dalam keadaan sedih, mengapa mereka repot-repot memberi hidangan kepada orang yang bertakziyah? Adakah tuntunannya? Jamaah Ahad Dluha MWC NU Kec. Gubeng

Jawaban:

Dalam hadis yang sudah masyhur, Rasulullah memerintahkan kepada orang lain untuk membuatkan makanan bagi keluarga Ja’far yang baru ditinggal mati. Begitu pula yang berlaku di lingkungan kita, yang memasak, bersedekah beras, memberi santunan, adalah para tetangga maupun kerabat orang yang ditinggal mati. Maka dalam hal ini sudah sesuai dengan perintah Rasulullah Saw.

Sementara adakah dalil bagi keluarga memberikan hidangan bagi para pentakziyah? Berikut diantara dalilnya :

حدثنا محمد بن العلاء أَخْبَرَنَا ابنُ إدرِيسَ أَخْبَرنَا عَاصِمُ بنُ كُلَيبٍ عن أَبِيهِ عَن رَجُلٍ مِن الأَنْصَارِ قَالَ : خَرَجْنَا مع رَسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِة جَنازَةٍ فَرَأَيتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم وهو على الْقَبْرِ يُوصِى الْحَافِرَ أَوْسِع مِن قِبَلِ رَأْسِهِ فَلَمَّا رَجَعَ اسْتَقْبَلَهُ دَاعِى اِمْرَأَةٍ فَجَاءَ وَجِىءَ بِالطَّعَامِ فَوضَعَ يَدَهُ ثُمَّ وَضَعَ الْقَومُ فَأَكَلُوا فَنَظَرَ آبَاؤُنَا رَسُو لَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَلُوكُ لُقْمَةً فِى فَمِهِ ثُمَّ قالَ أَجِدُ لَحْمَ شَاةٍ أُخِذَتْ بِغَيرِ إِذنِ أَهْلِهَا فَأَرْسَلَتِ الْمَرْأَةُ قالتْ يا رَسُولَ اللهِ إِنِّى أَرْسَلتُ إِلى الْبَقِيعِ يَشْتَرِى لِى شَاةً فَلَمْ اَجِد فاَرْسَلتُ اِلى جَارٍ لِى قَداشْتَرَى شَاةً أَنْ أَرْسِل إِلَىّ بهَا بِثمَنِهَا فَلَمْ يُوجدْ فَأَرسَلتُ إِلى امْرَأَتِهِ فَأَرْسَلَتْ إِلى بها فقال رسُو لُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أطْعِمِيهِ الأُسارَى (رواه أحمد رقم ٢٢٨٧٦ وابو داود رقم ٢٨٩٤ والدر قطني رقم ٤٧٦٣ والبيهقي في السنن الكبرى رقم ٧٠٠٣)

“(Setelah Rasulullah mengikuti pemakaman seoarang Sahabat) Rasulullah telah ditunggu oleh utusan istri sahabat tersebut dan memberi hidangan kepada Rasul. Kemudian beliau memakannya dan para sahabat juga turut menikmatinya. Setelah beberapa santapan, Rasulullah bersabda: Saya mencium daging kambing ini diambil tanpa seizin pamiliknya. Wanita itu kemudian berkata: Saya telah mengutus seseorang untuk membeli kambing ke Baqi’, tetapi ia tidak menemukannya. Kemudian saya menyuruhnya membeli kepada tetangga tetapi juga tidak menemukannya. Namun istrinya membawakan kambing tersebut. Rasulullah Saw bersabda: Berikanlah makanan ini kepada para tawanan!”(HR Ahmad No 22876, Abu Dawud No 2894, al-Daruquthni No 4763, al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra No 7003)

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata :

إِسْنَادُه صَحِيحٌ (تلخيص الحبير في تخريج أحاديث الرافعي الكبير للحافظ ابن حجر ٢/ ٢٩٦)

“Sanadnya sahih” (Talkhis al-Habir II/296)

Teks ( دَاعِي إِمْرَأَةٍ) adalah nakirah (umum), namun banyak ahli hadis yang menyatakan bahwa wanita tersebut adalah istri dari sahabat yang meninggal, sebagaimana yang disampaikan oleh Syamsul Haq al-‘Adhim dalam syarahSunan Abu Dawud ini :

(داعي امرأة) كَذا في النُّسخِ الْحَاضِرَةِ وَفى الْمِشْكَاةِ داعي امر أته بِالإِضَافَةِ إِلى الضَّمِيرِ قال القَاريِّ أيْ زَوجَةُ الْمُتَوَفَّى (عون المعبود شرح سنن ابى داود لشمس الحق العظيم ٩/ ١٥١)

“Dalam beberapa cetakan berbentuk nakirah (دَاعِي اِمْرَأَةٍ). Dan dalam kitab al-Misykat diidlafahkan pada dlamir
داعي إمراته. Al-Qari berkata: Wanita tersebut adalah istri dari sahabat yang meninggal” (‘Aun al-Ma’bud IX/151)

Sebagaimana telah dimaklumi dalam ilmu dasar Ushul Fiqh, bahwa jika ada dalil hadis yang masih umum dan global, sementara ditemukan riwayat lainnya yang lebih khusus dan terperinci, maka hadis yang umum tadi diarahkan pada hadis yang lebih khusus.

Otoritas Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Islam Kuwait memberi kesimpulan dari hadis ini:

فهذَا يَدُلُّ على إِباحَةِ صُنْع أَهْلِ الْمَيِّتِ الطَّعَامَ وَالدَّعْوَةِ إِليهِ وَزَادَ الْمالِكِيّةِ أَنَّ ما يَصنَعُهُ أَقَارِبُ الْمَيِّتِ مِنَ الطَّعَامِ وَجَمْعِ النَّاسِ اِليهِ اِن كانَ لِقِرَاءةِ قُرآنٍ وَنَحْوِهَا ممّا يُرْجَى خَيرُه لِلمَيِّتِ فَلا بَأْسَ بهِ وامَّا إِذَا كانَ لِغَيرِ ذلكَ فَيُكْرهُ (الموسوعة الفقهية الويتيه (٤٤/ ٩) لوزارة التوقاف والشئون الأسلامية الكويت الطبعة من ١٤٠٤ – ١٤٢٧ ھ)

“Hadis ini (riwayat ‘Ashim bin Kulaib) menunjukkan diperbolehkannya bagi keluarga yang meninggal untuk membuat makanan dan mengundang orang lain. Ulama Malikiyah menambahkan bahwa makanan yang dibuat oleh keluarga mayit dan mengumpulkan orang-orang apabilauntuk membaca al-Quran atau lainnya yang dapat berguna bagi mayit, maka hukumnya tidak apa-apa. Bila dilakukan tidak untuk hal tersebut, maka hukumnya makruh ¹ “(Ensiklopedi Fikih Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Islam Kuwait 44/9)

Dengan demikian hadis ini adalah nash yang jelas bahwa Rasulullah Saw dan para sahabatnya berkenan hadir ke rumah duka setelah pemakaman dan beliau beserta para sahabat memakan hidangan dari kelurga yang meninggal dunia. Syaikh al-Thahthawi kemudian membandingkan antara riwayat atsar dari Jarir bin Abdillah tentang larangan membuat makanan oleh keluarga mayat dengan hadis sahih yang menjelaskan bahwa Rasulullah memenuhi undangan seorang istri sahabat yang wafat dan memakan hidangannya, pada akhirnya al-Thahthawi menyimpulkan:

فهذَا يَدُلُّ على إِباحَةِ صُنْع أَهْلِ الْمَيِّتِ الطَّعَامَ وَالدَّعْوَةِ إِليهِ بَلْ ذُكِرَ فِي البَزَّازِيَّةِ أيضًا مِنْ كِتَابِ الأِستحْسَانِ وَإِنِ اتَّخَذَ طَعَامًا لِلفُقَرَاءِ كَانَ حَسنًا اھ (حاشية الطحطاوى على مراقي الفلاح شرح نور الأيضاح ١ / ٤١٠)

“Hadis ini (riwayat ‘Ashim bin Kulaib) menunjukkan diperbolehkannya bagi keluarga yang meninggal untuk membuat makanan dan mengundang orang lain. Bahkan disebutkan dalam kitab al-Bazzaziyah juga secara metode Istihsan, yaitu bila membuatkan makanan untuk orang-orang fakir maka hukumnya bagus” (Hasyiyah al-Thahthawi I/410)

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

_______________

¹ Ahmad bin Ghanim al-Nafrawi (1126 H), al-Fawakih al-Dawani I/332 (Malikiyah)

Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

_______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai keutamaan sholat arbain di madina baca di : https://www.mqnaswa.id/sholat-arbain-di-madinah/

Baca juga : https://www.nu.or.id/post/read/127774/ruby-kholifah-perempuan-jadi-teroris-itu-menyalahi-kodrat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *