Shalat yang didirikan Malaikat Jibril dan berkah umat nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Bismmillaahir rahmaanir rahiim
Setelah diciptakan, malaikat Jibril ‘Alaihis Salam mendirikan shalat dua rakaat. Shalat itu sebagai rasa syukur kepada Allah ta’ala, karena telah menciptakannya sebagai malaikat yang sangat rupawan, malaikat yang kuat dan terpercaya. Setiap Rakaat didirikannya menghabiskan waktu seribu tahun lamanya. Maka dua rakaat yang didirikan Jibril berlangsung hingga dua ribu tahun.
Ketika selesai dari shalatnya Allah mengatakan kepadanya, “Wahai Jibril, engkau telah bersyukur kepadaku, mendirikan shalat dengan cara yang belum pernah dilakukan satu pun dari hambaKu. Tapi tahukan engkau kelak di akhir zaman, akan ada Nabi yang paling aku cintai. Meskipun umatnya berkalang dosa dan kesalahan, meskipun mereka memiliki kesalihan yang tidak tinggi, tapi shalat mereka dua rakaat saja, lebih aku cintai dari pada shalat yang engkau dirikan”.
Jibril matur kepada Allah ta’ala, “Ya Allah betapa agungnya NabiMu dan betapa beruntungnya umatnya. Wahai Allah berkah apa yang Engkau sediakan untuk shalat yang mereka dirikan?”
Allah menjawab, “Kuberikan untuk mereka Syurga-Ku”
Jibril bertanya, “Ya Robbi, mohon izinkan hamba untuk melihat syurga yang akan Tuan berikan kepada umat Nabi Muhammad”
Kemudian Allah mengizinkan malaikat Jibril ‘Alaihis Salam untuk melihat syurga. Jibril pun melesat terbang untuk melihat indah dan luasnya syurga yang Allah janjikan itu. Jibril terus terbang 3000 tahun lamanya. Setelah berhenti, ia terbang selama 3000 tahun lagi. Namun syurga itu demikian megah, hingga ia belum menemukan ujungnya.
Padahal Jibril adalah malaikat yang sangat perkasa. Jika ia membentangkan sayapnya, maka seluruh dunia dari ufuk timur hingga barat akan tertutup semua. Itulah yang diceritakan Rasul ketika pertama kali melihat Jibril dalam rupa aslinya. Sampai sampai Rasul pun gemetar melihat kedahsyatannya. Jibril pun terhenti, bersujud dan bertanya kepada Allah :
“Ya Allah, mohon ampun, hamba tidak sanggup mengukur luasnya rahmat Tuan, hamba telah terus menerus terbang, tapi kemegahan syurga ini belum semua hamba jelajahi”
Allah ta’ala menjawab, “Wahai Jibril, meskipun engkau terbang 3000 tahun lagi, dengan kecepatan 10 kali lebih cepat dari saat ini, engkau belum melintasi sepersepuluh (10 persen) dari berkah yang akan Aku anugerahkan kepada umat Muhammad yang mendirikan shalat”.
Demikian shalatnya malaikat Jibril karena bersyukur telah diciptakan Allah ta’ala. Bagaimana dengan kita, sudahkah kita mendirikan shalat sebagai rasa syukur Allah menciptakan kita dalam wujud manusia?
Apalagi, Allah menjadikan kita umat NabiNya yang paling mulia. Allah pun memilih kita tergolong hamba yang beriman kepadaNya bukan dimasukkan dalam golongan yang ingkar dan menentang.
رَبِّ اجْعَلْنَا مُقِيْمَ الصَّلَوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءْ
“Ya Allah yang telah menciptakan dan memelihara hamba, jadikanlah kami dan keluarga / keturunan kami, orang yang mendirikan shalat. Ya Allah, terimalah do’a hamba ini”. Amiin.
Wallahu A’lam
Alhamdulillaahi robbil ‘alamin
Kertanegara, Ahad Wage, 10 Maret 2019 M / 3 Rajab 1440 H
Wawan Setiawan