Shalat sebagai Wujud Terima Kasih
اْلحَمْدُ للهِ. اْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. الَّذِيْ جَعَلَنَا فِى الْأَرْضِ خَلِيْفَةً. وَاَنْعَمَ بِأعْظَمَ نِعَمِهِ. اَلْحَمْدُ لله، هُوَ الَّذِىْ اَسْرَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ فِى الشَّهْرِ رَجَبَ وَأَمَرَهُ وَ اَمَرَ جَمِيْعَ اُمَّتِهِ بِالصَّلَاةْ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةْ، أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، أَمَّا بَعْدُ :
Hadirin sidang Jum’at Hadaniyallah wa iyyaakum
Segala puji hanya milik Allah Robbul ‘alamin, Dzat yang menciptakan kita dan memelihara kita semuanya. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada sebaik baik utusanNya. Orang yang kakinya bengkak karena terlalu lama berdiri dalam sholat. Padahal dia sudah dijamin masuk syurga. Dia tidak punya dosa sekecil apapun. Ketika dia ditanya mengapa sholat sampai kaki tuan bengkak. Padahal Tuan adalah utusan Allah. Ia menjawab, “Aku ingin menjadi hamba yang bersyukur”. Dialah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Hadirin sekalian. Sebagai khatib kami berwasiat untuk diri kami sendiri dan hadirin semuanya, marilah kita menambah nambah takwa kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Menambah takwa dengan cara apa ? Dengan cara mendirikan sholat.
Mengapa demikian ?
Sebelumnya kami akan menyampaikan, pembicaraan kami dengan seorang pasien Rumah Sakit yang harus mengalami cuci darah seminggu dua kali dan dari ahli kesehatan, yang mengatakan :
Setiap hari kita makan, macam macam makanan. Sebenarnya di dalam setiap makanan itu pasti mengandung nutrisi yang bermanfaat, sekaligus setiap makanan juga mengandung bakteri/ racun yang dapat membahayakan tubuh. Tapi sebelum racun itu masuk ke dalam darah, racun itu dibersihkan di dalam ginjal. Ginjal berfungsi membersihkan darah, agar darah yang mengalir ke seluruh tubuh telah bersih dari racun. Jika ginjal tidak bekerja, maka kita harus rutin ke rumah sakit untuk melakukan cuci darah. Darah kita disedok keluar lewat selang, masuk ke dalam mesin untuk disterilkan atau dibersihak, lalu lewat selang dimasukkan ke dalam tubuh kita lagi. Satu kali cuci darah bisa memakan waktu sampai 5 jam.
Belum lagi, darah itu menyebar melalui seluruh bagian tubuh kita, membutuhkan saluran yang namanya pembuluh darah. Pembuluh darah itu sangat lembut, menyebara di di dalam seluruh tubuh manusia. Jika pembuluh darah di tarik, diulur, itu panjangnya bisa mencapai 100.000 km. Sekali lagi 100.000 km. Jika darah tidak mengalir dengan normal kepada suatu bagian, maka dipastikan bagian tubuh itu akan mati, tidak bisa berfungsi.
Kemudian, mengalirnya darah harus dengan tekanan/ kecepatan yang pas. Jika terlalu tinggi, kita mengalami hipertensi/ tekanan darah tinggi. Kepala akan sangat pusing, bumi seperti berputar. Jika tekanan terlalu tinggi, pembuluhd arah akan pecah, mengakibatkan kelumpuhan atau struk. Tapi jika darah mengalir terlalu rendah kecepatannya, maka kita mengalami darah rendah. Tubuh akan sangat lemah untuk beraktifitas. Dari duduk lalu berdiri saja, pusing dan dunia terasa gelap. Sampai darah mengalir normal ke kepala.
Hadirin sidang Jum’at Hadaniyallah wa iyyaakum
Siapa yang membuat ginjal kita bekerja setiap waktu membersihkan racun dalam darah? Siapa yang membuat darah ini mengalir dengan normal ke setiap sudut badan kita, setiap detik. Apakah kita sendiri ? Kita sendiri malah tidak merasa ada darah mengalir, ada racun dan ada ginjal yang bekerja untuk kita. Bukan hanya darah tapi semua kenikmatan akibat kita sehat. Bekerja, bertani, menjadi pejabat, berdagang, berkeluarga, rekreasi dengan anak semuanya karena tubuh kita berfungsi normal.
Siapa yang memberi kita nikmat agung itu?
Hanya Allah robbul ‘alamin. Robbil ‘alamin artinya Dzat yang menciptakan seluruh alam ini, termasuk kita dan setiap sel darah dalam tubuh kita. Bukan hanya menciptakan, robbil ‘alamin artinya menciptakan sekaligus memeliharanya. Dialah, Allah, yang memelihara sehingga kita bisa hidup dengan nyaman, nikmat di dunia ini.
Inilah hakikat makna sholat yang diperintahkan Allah di bulan Rajab ini. Shalat adalah wujud terima kasih kepada Allah. Awal perintah ibadah (seperti sholat itu) sebenarnya bukan urusan masuk syurga atau neraka. Awal perintah ibadah adalah sebab kita diciptakan sebagai manusia.
Perhatikanlah ayat ini : QS. AlBaqarah : 21
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Hai manusia, sembahlah (mengabdilah, beribadahlah kepada) Tuhan kalian, Dialah yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian (dalam wujud manusia), agar kalian bertakwa.
Jadi awal perintah ibadah itu tidak ada kaitan dengan syurga dan neraka. Awal perintah ibadah itu sebab Allah telah menciptakan kita, tentunya sebagai manusia. Mengapa manusia yang diperintah? Karena manusia lah yang diberi potensi kemampuan untuk memahami berbagai kenikamatan dan keagungan Allah diseluruh alam semesta ini dan di dalam diri mereka (atau tubuh) mereka sendiri.
سَنُرِيْهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِيْ أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?
Manusia diberi kemampuan mempelajari keajaiban di alam semesta dan di dalam diri mereka sendiri. Malaikat tidak diberi nikmat seperti manusia, jin juga tidak diberi nikmat yang lengkap seperti manusia. Hewan hewan tidak bisa memahami apa itu ginjal dan tekanan darah. Maka manusia lah yang paling pantas bersyukur dan berterima kasih kepada Allah dengan terima kasih yang sebesar besarnya. Inilah mengapa kita harus sholat.
Hadirin sidang jum’at hadaniyallah waiyyakum
Mengapa shalat itu wujud terima kasih. Kami akan sampaikan dua saja :
Pertama, shalat adalah ibadah yang paling sempurna dalam gerakannya, yang menggambarkan rasa tunduk, taat, dan mengagungkan Allah. Lihat saja. Sholat itu ada berdiri, ada ruku’ atau membungkuk, ada duduk dan ada sujud. Jika kita diberi oleh seseorang, pemberiannya biasa. Maka kita akan mengucap terima kasih, sambil berdiri saja. Itu sudah pantas.
Jika kita mendapatkan bantuan yang sangat besar. Jika tanpa bantuannya kita sangat kesusahan. Kita akan mengucap terima kasih sampai badan kita membungkuk bungkuk. Lalu bagaimana jika pemberiannya benar benar tidak bisa kita bayangkan agungnya, banyaknya, seperti pemberian Allah itu. Maka bersujud pun terasa masih kurang, untuk menunjukkan rasa terima kasih dan bersyukur kita.
Kedua, seluruh isi shalat adalah memuji Allah. Karena syukur yang paling tinggi adalah memuji. Orang yang diberi kebaikan oleh orang lain. Bukan hanya berterima kasih, tapi dia akan memuji orang yang baik itu. Di mana mana ia akan memuji kebaikannya. Demikianlah sholat. Ia berterima kasih kepada Allah dan memuji-memuji Allah ta’ala.
Inilah mengapa dalam shalat kita wajib baca surat Al-Fatihah. Bismillaahir rahmaanir rahiim (Aku menyebut namaMu Ya Allah, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha melimpahkan kasih sayang kepada hamba) lalu kita ucapkan Alhamdu lillaahi robbil ‘alaamin. Segala puji bagi-Mu yang Allah, terima kasih, engkaulah yang menciptakan hamba dan memelihara hamba setiap saat. Fatihah ini harus dibaca, dan tidak bisa diganti surat yang lainnya. Karena di dalam fatihah ada kata pujian yang paling lengkap “alhamdu lillahi robbil ‘alamiin”.
Ketika ruku’ kita membaca “subhaana robiyal ‘adhimi wabihamdih”, Hamba mensucikan-Mu ya Allah. seraya memuji-Mu. I’tidal kita membaca, “robbaanaa walakal hamdu milus samaawati wa mil-ul ardli wamil-u maa syi’ta min syai-in ba’du” (Ya Allah tuhan kami, segala puji-pujian hanya pantas untuk-Mu. Sepenuhlangit, sepenuh bumi, dan sepenuh apa pun yang Engkau kehendaki selain langit dan bumi).
Ketika Sujud membaca “subhaana robbiyal a’la wabihamdih” (Maha tinggi Engkau yang Allah, hamba memuji-Mu tuhan yang mencipta dan memelihara hamba). Sampai pada tahiyat akhir kita membaca “attahiyaatul, mubaarokatush sholawaatuth thoyibatu Lillah” yakni Semua keangunggan, kemulian dan keindahan semuanya hanya untuk Allah, ini semuanya pujian untuk Allah ta’ala.
Sholat itu isinya semua memuji Allah, berterima kasih kepada Allah, dengan berdiri, menunduk, duduk dan sujud. Inilah mengapa kita harus mendirikan shalat. Meskipun sholat kita buruk, banyak kekurangannya, kita sudah berusaha mennunjukkan kita adalah hamba yang tahu berterima kasih kepada Allah Robbul ‘alamin, yang menciptakan dan memelihara kita.
Semoga Allah menerima shalat kita dan memberkahi hidup kita, kedua orang tua kita, anak turun kita dan tetangga dan masyarakat kita semuanya. Amiin,,,
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِالْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khuthbah Kedua
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَكْمَلُ الْمَخْلُوْقَاتْ.. فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. الحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيْ الحَاجَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ , رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالعَدْلِ وَالإ حْسَانِ وَاِيْتَآءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكَمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
Wallahu A’lam
Alhamdulillahi robbil ‘aalamin
Untuk mendalami makna, baca artikel terkait :
Seberapa luas cakupan kata “Alhamdulillah” : https://www.mqnaswa.id/alhamdulillah-tahukah-seberapa-luas-cakupannya/
Rahasia Jumlah Huruf Hamdalah : https://www.mqnaswa.id/rahasia-jumlah-huruf-hamdalah/
Kertanegara, MQ. Naswa
Rabu Legi, 18 Maret 2020 M / 23 Rajab 1441 H
Wawan Setiawan
Baca juga : https://islam.nu.or.id/post/read/82651/makna-dan-hikmah-shalat