Shalawat Sayyidina Muhammad (Menambah kata Sayid)

56 sec read

Melakukan Sujud Sahwi Karena Tidak Qunut

Shalawat Sayyidina Muhammad (Menambah Kata Sayid)

Bismillahir rahmanir rahim

Pertanyaan:

Shalawat yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah tanpa menyebut Sayid. Sekarang kemudian menjadi sering menambah Sayidina, bukankah menambah-nambah adalah bid’ah?

Jawaban:

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah ‘Sayid’ yaitu orang yang memiliki keunggulan dalam hal kebaikan dari orang yang lain ⁵¹). Hal ini diakui sendiri oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

– Hadits Bukhari:

أنا سيد الناس

– Hadits Muslim:

أنا سيد ولد ادم

Yang artinya (1) “Aku adalah Sayid para manusia” (2). “Aku adalah Sayid anak-cuch Adam.” Dengan demikian, jika kita menyebut ‘Sayid’ di depan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Muhammad, maka kita telah memposisikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagaimana pengakuan beliau sebagai Sayid. Inilah yang dimaksud oleh para ulama Mutaakhirin sebagai bentuk etika kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam:

وذكر عن الشيخ عز الدين بن عبد السلام أن الإتيان بها في الصلاة ينبني على الخلاف هل الأولى امتثال الأمر أو سلوك الأدب؟ ( قلت ) والذي يظهر لي وأفعله في الصلاة وغيرها الإتيان بلفظ السيد. والله أعلم.

“Disebutkan dari Syaikh Ibnu Abdissalam bahwa menambah ‘Sayid’ dalam shalat didasari perbedaan pendapat apakah yang utama mengikuti perintah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam atau melaksanakan etika? Saya berkata: Yang jelas bagi saya dan yang saya lakukan di dalam shalat atau lainnya adalah menyebut ‘Sayid’.” ⁵²)

Sebagian ulama ahli Tafsir beristinbath (menggali dalil) dengan membaca Sayid dari ayat al-Quran al-Fath: 9, yaitu:

أخرج عبد بن حميد وابن جرير عن قتادة رضي الله عنه: { وتوقروه } قال: أمر الله بتسويده وتفخيمه وتشريفه وتعظيمه.

Abd bin Hamid dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah “Dan membesarkannya”. Qatadah berkata: “Allah memerintahkan dengan menjadikan Rasul sebagai Sayid, mengagungkannya, memuliakannya dan membesarkannya.” ⁵³)

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin

______________

⁵¹) Syaikh Fuad Abd. Baqi, Ta’liq Shahih Muslim, 4/1782
⁵²) Mawahib al-Jalil 1/69
⁵³) Al-Hafidz As-Suyuthi, ad-Dur al-Mantsur 9/215 dan Tafsir Ath-Thabari 22/208

Sumber : buku yang berjudul “Menjawab Amaliyah & Ibadah yang dituduh bid’ah 2”

Penulis : KH. Ma’ruf Khozin

______________

Ubaidillah Fadhil Rohman

Mengenai Rukyat Internasional baca di : https://www.mqnaswa.id/rukyat-internasional/

Baca juga : https://islam.nu.or.id/post/read/131089/dua-shalawat-imam-syafii-bacaan-dan-keutamaannya?_ga=2.138717109.728736799.1630934101-956878984.1622648018

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *