Tadarus (Mengaji Al-Qur’an) di Bulan Ramadlan
Bismillahir rahmanir rahim
Pertanyaan :
Benarkah Tadarus al-Quran di bulan Ramadlan merupakan amaliyah sejak masa sahabat? Jamaah Yasinta Gubeng.
Jawaban :
Pelaksanaan Tadarus atau mengaji al-Quran di masjid sudah dilaksanakan di masa Sayidina Umar :
عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الْمَهْدَانِى قَالَ خَرَجَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فِى أَوَّلِ لَيلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَالْقَنَادِيْلُ تُزْهَرُ وَكِتَابُا اللهِ يُتْلَى فِى المَسَاجِدِ فَقَالَ نَوَّرَاللهُ لَكَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ فِى قَبْرِكَ كَمَا نَوَّرْتَ مَسَا جِدَ اللهِ بِالْقُرْآنِ (رواه ابن شاهين)
“Diriwayatkan dari Abi Ishaq al-Hamdani: Ali bin Abi Thalib keluar di awal Ramadlan, lentera dinyalakan dan kitab Allah di baca di masjid-masjid. Ali berkata: Semoga Allah menerangimu, wahai Umar dalam kuburmu, sebagaimana engkau terangi masjid-masjid Allah dengan al-Quran”(Riwayat Ibnu Syahin)
Hal tersebut berdasarkan hadis :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُو لَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم كَانَ مِنْ أَجْوَدِ النَّاسِ وَأَجْوَدُ مَا يَكُوْنُ فِي رَمَضَانِ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيلَةٍ يُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ أَجْوَدَ مِن الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ (رواه أحمد رقم ٣٣٥٨)
“Dari Ibn Abbas RA bahwa Rasululah SAW adalah orang yang paling pemurah. Sedangkan saat yang paling pemurah bagi beliau pada bulan Ramadhan adalah pada saat malaikat jibril mengunjungi beliau. Malaikat jibril selalu mengunjungi Nabi setiap malam bulan ramadhan, lalu melakukan mudarasah (tadarus) al-Qur’an bersama Nabi. Rasul SAW ketika dikunjungi malaikat jibril, lebih dermawan dari angin yang berhembus.” (Musnad Ahmad [3358])
Syeikh Nawawi al-Bantani mengatakan :
فَمِنَ التّلَاوَة الْمُدَارَسَةُ الْمُعَبَّرُ عَنْهَا بِالْإِدَارَة.ِ وَهِيَ أَنْ يَقْرَأَ عَلَى غَيْرِهِ وَيَقْرَأَ غَيْرُهُ عَلَيْهِ وَلَو غَيْرَمَا قَرَأَهُ الْأَوَّل(نهاية الزين ص ١٩٤ – ١٩٥)
“Termasuk membaca al-Qur’an (pada malam Ramadhan) adalah mudarasah (tadarus), yang sering disebut pula dengan idarah. Yakni seseorang membaca pada orang lain. Kemudian orang lain itu membaca pada dirinya. (yang seperti ini tetap sunnah) sekalipun apa yang dibaca (orang tersebut) tidak seperti yang dibaca orang pertama.”(Nihayah al-Zain, 194 -195)
Begitu pula :
(وَيُسْتًحَبُ) اسْتِحْبَابًا مؤَكَدًا(فِي رَمَضَانَ مُدَارَسَةُ الْقُرآنِ) وَهِيَ أَنْ يَقْرَأَ عَلَى غَيْرِهِ وَيَقْرَأَ غَيْرُهُ عَلَيْهِ لِخَبَرِ الصَّحِيْحَينِ [كَانَ جِبْرِيلُ يَلقَى النَّبِيّ صلّى الله عليه وسلّم فِي كُلِّ لَيلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ] (روض الطالب)
“(Dan disunatkan) dengan kesunatan yang kokoh (di bulan ramadhan tadarus al-Qur’an), yaitu seseorang membaca al-Qur’an dihadapan orang lain dan orang lain membaca al-Qur’an dihadapannya, berdasarkan hadits dua kitab shahih (artinya) “Malaikat Jibril menjumpai Nabi SAW pada setiap malam dari bulan ramadhan, lalu tadarus al-Qur’an bersama beliau” (Raudl ath-Thalib)
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin
_______________
Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”
Penulis : KH. Ma’ruf Khozin
_______________
Mengenai Rukyat Internasional baca di : https://www.mqnaswa.id/rukyat-internasional/
Baca juga : https://www.nu.or.id/post/read/127575/guru-marzuki-cipinang-muara-mahaguru-para-ulama-betawi