Teladan Sifat Sederhana dan Bersahaja

2 min read

Teladan sifat sederhana dan bersahaja benar benar ada dalam diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Inilah beberapa kisahnya.

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Pribadi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam itu sederhana. Beliau dan para sahabatnya selalu hidup dalam keterbatasan tapi mereka tetap teguh dalam barisan tauhid walaupun dalam keadaan sangat lapar.

Kesederhanaan pribadi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat dikisahkan oleh Abu Hurairah, “Demi Allah, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, [terkadang] aku  tidur diatas tanah dengan perut lapar, [terkadang] aku ikatkan sebuah  batu ke perutku untuk menahan lapar’’

Tidak saja soal makanan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dalam hal tidur, Rasul tidur hanya dengan beralaskan tikar di rumahnya yang sederhana. Kalau ada pakaian yang koyak atau sobek, beliau menambalnya sendiri, tidak menyuruh istrinya. Beliau juga memerah sendiri susu kambing. Untuk keperluan keluarga maupun dijual.

Setiap kali pulang kerumah, bila dilihat tiada makanan yang siap untuk dimakan, sambil terseyum baginda menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu istrinya di dapur. Sayidatuna ‘Aisyah mengisahkan, ‘’Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.’’

Jika mendengar adzan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai shalat.  Pernah baginda pulang pada waktu pagi, dan tentulah amat lapar waktu itu. Namun dilihatnya tiada apa pun untuk sarapan yang mentah pun tidak ada, karena sayidatina ’Aisyah belum kepasar.

Maka Nabi bertanya, “Belum ada sarapan, ya Humaira ?”

Humaira adalah panggilan sayang untuk Sayidatuna ’Aisyah, yang berarti “Wanita yang wajahnya kemerahan”

Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah”.

Rasulullah lantas berkata, “kalau begitu, aku puasa saja hari ini” Tak sedikit pun tergambar rasa kesal di wajahnya.

Sayidatuna ‘Aisyah mengisahkan teladan kesederhanaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang tidak pernah memenuhi perutnya. Ketika bersama keluarganya, beliau tidak pernah minta kepada istri-istrinya. Jika mereka mehidangkan makanan, Rasul makan apa yang dihidangkan mereka, dan meminum apa yang disediakan oleh mereka”

Baca Mutiara Rasul lainnya tentang Roti Dajjal

Walau Nabi penuh kesederhanaan, bahkan terkadang jarang makan, beliau tetap tegar menjalankan risalah kenabian yang melekat pada dirinya.

Pernah suatu ketika, saat beliau menjadi imam shalat, para sahabat melihat gerakan baginda nabi antara satu rukun kesatu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi meng-gerutuk, seolah-olah sendi-sendi  pada tubuh manusia yang paling mulia itu saling bergeser.

Usai shalat, Sayidina ‘Umar, yang tidak tahan melihat keadaan Nabi langsung bertanya, “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat. Sedang sakit kah Engkau ya Rasulallah?”

“Tidak, Ya ‘Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar” jawab beliau dengan wajah yang sesenantiasa tersenyum.

“Ya Rasulallah, mengapa setiap kali tuan menggerakan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan. Kami yakin, tuan sedang sakit” ‘Umar mendesak karena cemas.

Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh nabi bergerak.

“Ya Rasulullah, adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan” (maksudnya, mengapa Rasul tidak mengatakan tidak punya makanan. Para sahabat merasa sangat bersalah).

Lalu baginda nabi menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabat ku. Aku tahu, apapun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Namun apakah yang akan aku jawab dihadapan Allah nanti, bahwa aku, sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya. Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih lagi tiada yang kelaparan di akhirat kelak”.

Inilah teladan dari baginda Nabi untuk kita semua.

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin

Kertanegara, 28 November 2021
MQNaswa

Sumber : Majalah AlKisah
Diketik ulang oleh Alifah el-Naswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *