Tiga Hal yang Mengherankan dan Tiga Hal yang Menyedihkan Sahabat Nabi

1 min read

Pengajian Kitab Tanbihul Ghafilin bagian ke-17 tentang tiga hal yang Mengherankan dan tiga hal yang menyedihkan bagi sahabat Nabi

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Diriwayatkan dari Abu Darda, atau Abu Dzar, atau Salman Al-Farisi, Radhiyallahu ‘Anhum[1], beliau berkata, “Ada tiga hal yang mengeherankan/ aneh/ lucu sehingga membuatku tertawa, dan ada tiga hal yang membuatku sedih hingga menangis.

Tiga hal yang mengeherankan hingga membuatku tertawa adalah, pertama, melihat orang yang panjang sekali angan angan, keinginan dunianya, padahal maut sedang mencari carinya. Dia berpanjang angan angan, sampai lupa pada kematian.

Kedua, melihat orang yang senantiasa lalai/ lupa pada akhirat, padahal sedetikpun kematian tidak pernah lupa kepadanya dan dia akan berhadapan dengan hari kiamat yang pasti akan tiba.

Ketiga, melihat orang yang memenuhi mulutnya dengan tertawa, padahal dia tidak tahu Allah sedang suka atau benci kepadanya.

Sedangkan tiga hal  yang membuat aku sedih hingga menangis adalah mengingat perpisahanku dengan para kekasih, yakni wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat.

Kedua, jika aku teringat akan datangnya kematian kepadaku, dan dahsyatnya kematian itu.

Ketiga, jika aku teringat kelak aku di dudukkan di hadapan Allah, dan aku tidak tahu kemana malaikat akan diperintahkan menggiringku, ke surga ataukah dimasukkan neraka.

Diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sesungguhnya beliau bersabda, “Jika saja hewan hewan ternak mengetahui tentang dahsyatnya kematian, pasti kalian tidak akan pernah makan daging selamanya”. Maksudnya hewan-hewan itu menjadi sangat kurus, tidak mau makan. Sehingga tidak ada dagingnya.

Disebutkan dari Hamid Al-laffaf, beliau berkata : “Barangsiapa memperbanyak mengingat kematian, ia akan dimuliakan dengan 3 hal : Pertama, ta’jiilut taubat, segera bertaubat. Kedua, qona’atil quut, qona’ah (menerima) dalam hal makanan. Ketiga, nasyatil ‘ibadat, rajin dalam beribadah.[2]

Sedangkan orang yang lalai dari mengingat kematian, ia dihukum dengan tiga hal. Menunda nunda taubat. Tidak ridla dengann apa yang didapat dan bermalas malasan dalam ibadah.

Wallahu A’lam.

Alhamdu lillahi robbil ‘alamin

Catatan Pengajian PakNas di Musholla Ar-Raudlah MQ. Nasy’atul Wardiyah Bersama Ust. Hambali Ahmad

Kertanegara, Jum’at Kliwon, 1 Maret 2019 M / 24 Jumadil Akhir 1440 H 

Wawan Setiawan


[1] Riwayatnya berbeda beda, namun yang terkenal adalah dari Abu Dzar Al-Ghifari

[2] Artinya, jika kita belum memiliki sifat sifat tersebut, maka kita belum tergolong orang yang banyak mengingat kematian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *