Umrah Berkali-Kali
Bismillahi rahmanir rahim
Pertanyaan :
Saya di KBIH maupun Travel Umrah menerapkan ibadah umrah sebanyak-banyaknya setiap ada waktu longgar, baik sebelum atau sesudah haji, di bulan Ramadlan dan lainnya. Sebenarnya bagaimana hukumnya? Mengingat ada anggapan bahwa hal itu tidak ada dalilnya. H Salim Akbar.
Jawaban :
Ada sebuah hadis :
عن عبد الله قال قال رسو ل الله صلى الله عليه وسلم تَابِعُوا بَينَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةَ فَإِنَّهُمَا يَنْنْفِيانِ الْفَقْرَ وَالذّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذُّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ دُونَ الْجَنَّة (أخرجه أحمد رقم ٣٦٦٩ والترمذى رقم ٨١٠ وقال : حسن صحيح غريب والنسائى فى الكبرى رقم ٣٦١٠) وابن حبان رقم ٣٦٣٩ وأبو نعيم فى الحلية (٤/ ١١٠) وأخرجه أيضا البزار رقم ١٧٢٢ وابن خزيمة رقم ٢٥١٢ والطبرانى رقم ١٠٤٠٦)
“Iring-iringilah antara haji dan umrah, sebab keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa” (HR Ahmad No 3669, Turmudzi No 810, ia berkata: Hadis ini Hasan Sahih. dan lainnya)
Dari hadis ini al-Hafidz Ibnu Hajar berkata :
وَفي حَدِيثِ الْبابِ دِلَالَةٌ عَلى اسْتِحْبَابِ الْإِسْتِكْثَارِ مِنَ الْاِعْتِمَارِ خِلَافًا لِقَولِ مَن قال يُكْرَهُ أَنْ يَعْتَمِرَ فِي السَّنةِ أَكْثَرَ مِنْ مَرَّةٍ كَالْمَالِكِيّةِ
“Hadis ini adalah dalil disunahkannya memperbanyak melakukan umrah. Hal ini berbeda dengan ulama yang menilainya makruh dari kalangan madzhab Malikiyah”(Fathul Baari 3/598, Namun pendapat yang menyatakan makruh dibantah oleh Ibnu Hajar)
Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar melakukan umrah 2x dalam setahun dimasa Zubair bin Awwam, juga Aisyah berumrah 2x dalam setahun. Dan Ibnu Qayyim meriwayatkan bahwa Sayidina Ali melakukan umrah berkali-kali dalam setahun (‘Aun al-Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud 5/329)
Mufti al-Azhar, Mesir, juga memfatwakan bolehnya umrah berkali-kali sebagaimana mayoritas ulama fikih. Beliau berkata di akhir fatwanya :
وَلَو أَرادَ أَنْ يَهَبَ ثَوَابَ الْعُمْرَةِ لِلأَمْوَاتِ فَلَا مَانِعَ مِن ذَلِكَ أَبَدًا وَكُلُّ قُرْبَةٍ يَهَبُ الْإِنْسَانُ ثَوَابَهَا إِلَى الْمَيِّتِ يُرْجَى انْتِفَاعُهُ بِهَا وَلَمْ يَرِدْ ما يَمْنَعُهُ
“Jika seseorang (yang berkali-kali umrah) ingin menghadiahkan pahala umrahnya kepada orang-orang yang telah wafat, maka boleh saja. Setiap ibadah yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang telah wafat maka diharapkan bermanfaat baginya, dan tidak ada dalil yang melarangnya”(Fatawa al-Azhar 9/335)
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin
_______________
Sumber : Buku yang berjudul “Jawaban Amaliyah & Ibadah yang dituduh Bid’ah, sesat, kafir dan syirik”
Penulis : KH. Ma’ruf Khozin
_______________
Ubaidillah Fadhil Rohman
Mengenai hukum menyembelih hewan qurban untuk mayit baca di : https://www.mqnaswa.id/hewan-qurban-untuk-mayit/